Latar Belakang Timbulnya Kolonialisme dan Imperialisme
1. Perdagangan Rempah-rempah
Sejak kiamat pertengahan, saudagar-saudagar Genoa dan Venesia (Italia) telah mengadakan relasi dagang dengan dunia timur yang makmur. Komoditas perdagangan kain, emas, perak dipertukarkan dengan rempah-rempah, sutra dari Cina dan hasil-hasil lain yang sangat menarik telah hingga ke Eropa Barat. Rempah-rempah ini sangat diharapkan oleh orang-orang Eropa untuk bumbu masakan, mengawetkan makanan, dan materi obat-obatan. Daerah timur yang menghasilkan rempah-rempah yakni Indonesia, yakni tempat kepulauan Maluku menyerupai Ambon, Seram, Banda, dan Maluku Utara.
Kepulauan Ambon, Seram, dan Maluku Utara menghasilkan cengkeh, sedangkan kepulauan Banda menghasilkan pala dan bunga pala. Kepulauan Maluku yang kaya dengan rempah-rempah ini menjadi tujuan para pedagang rempah-rempah Eropa dan pelaut Eropa.
Di samping cengkeh, pala, dan bunga pala, Indonesia juga menghasilkan merica dan lada di pulau Sumatera. Di zaman dahulu rempah-rempah dari kepulauan nusantara yang dengan segala susah payah dan melalui petualangan yang penuh ancaman diangkut mengarungi Samudera Hindia ke pantai barat Afrika dan dengan kalifah perdagangan diangkut ke Asia Tengah dan dari sana ke kerajaan Romawi. Ada juga yang diangkut lewat jalan daratan benua Asia ke Asia Tengah dan dari sana ke kerajaan Romawi. Ternyata rempah-rempah telah berabad-abad membangun hasrat orang Eropa untuk berlayar mencari pulau-pulau rempah-rempah ini dan menguasai perdagangannya.
2. Hubungan Timur-Barat
Perang Salib telah memberi kesempatan kepada orang Eropa untuk lebih mengenal dunia timur. Timbullah hasrat mereka akan hasil-hasil dunia timur, terutama rempah-rempah. Hasrat yang terpendam berabad-abad kesudahannya mendapat santunan dari para raja negara-negara nasional, menyerupai Portugis, Spanyol, Perancis, Inggris, dan Belanda. Negara-negara ini mendukung para pelautnya yang berusaha mencari jalan pribadi ke Indonesia.
3. Tumbuhnya Golongan Saudagar
Penguasa-penguasa negara-negara nasional membantu aktivitas per-dagangan. Pemupukan modal untuk berbagi perekonomian seoptimal mungkin. Ajaran Merkantilisme yang amat kuat di Eropa pada periode ke-16 hingga 17 menyatakan:
a. Ekonomi nasional yang berswasembada menjadi tujuan setiap bangsa (Eropa);
b. Pemupukan penyediaan emas dan perak;
c. Barang-barang harus lebih banyak dijual daripada dibeli; dan
d. Peredaran modal akan dapa dilindungi dengan tetap menjadikan tempat koloni sebagai penghasil materi mentah.
4. Semangat Renaisance
Semangat renaisance yakni semangat menyidik dan mencoba untuk mendapat sesuatu yang baru. Hal ini mengakibatkan mereka lebih memper-hatikan dunia sekitar mereka. Reformasi yang terjadi pada periode ke-16 di Eropa menimbulkan keberanian pada dunia perjuangan dan lahirnya golongan saudagar dan pedagang.
5. Kemajuan Ilmu Pengetahuan Pelayaran
Di Eropa pada periode ke-15 tumbuh anggapan bahwa dunia ini bundar. Kalau para pelaut berlayar ke arah barat, mereka akan hingga pula di timur. Ditemukannya kompas dan alat-alat pelayaran lainnya mendorong orang Eropa untuk mengunjungi dunia timur. Lebih-lebih sesudah peta pantai yang sesuai diketahui menurut laporan perjalanan dari penjelajah samudera Eropa sebelumnya (Marcopolo).
Sumber http://coretan-berkelas.blogspot.com/
Komentar
Posting Komentar